Scholrev, Jakarta – Ada aturan baru bagi wisatawan Malaysia yang ingin melakukan perjalanan dari daratan ke Singapura. Mereka dapat melalui imigrasi dan keluar di pos pemeriksaan Woodlands dan Tuas hanya dengan menggunakan kode QR di MyICA, aplikasi seluler yang disediakan oleh Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan Singapura (ICA).
Situasinya adalah penumpang diminta membuat profil di aplikasi untuk menerima kode QR sebelum mencapai salah satu pos pemeriksaan. MyICA tersedia di iOS App Store dan Google Play Store.
Mengutip The Star, Kamis (14/3/2024), untuk menghasilkan kode QR, pengguna harus memasukkan detail paspornya ke dalam aplikasi. Meskipun warga Singapura dapat melakukan ini secara otomatis dengan Singpass, warga Malaysia perlu memindai bidang yang dapat dibaca mesin di halaman data paspor mereka untuk mengisi informasi paspor mereka dan menghasilkan kode QR.
Setibanya di pos pemeriksaan, pengguna dapat secara pribadi memindai kode QR untuk memasuki negara tersebut sebagai pengganti paspor mereka dari petugas imigrasi di tempat penjualan. Setiap kode QR dapat digunakan untuk satu penumpang atau maksimal 11 penumpang.
Kode QR berlaku selama satu tahun setelah diterbitkan atau tanggal habis masa berlaku paspor (mana yang lebih dulu untuk kode grup). Cara memasuki Singapura menggunakan kode QR hanya tersedia bagi mereka yang pernah mengunjungi negara tersebut.
Pemegang paspor pertama atau baru harus melalui prosedur standar imigrasi dengan menunjukkan paspor fisik. ICA Singapura menyebutkan lebih dari 1,8 juta penumpang melewati pos pemeriksaan Woodlands dan Tuas pada 7-10 Maret 2024.
Sebelumnya, Singapura mengumumkan akan menerapkan imigrasi otomatis di Bandara Changi mulai tahun 2024. Hal ini akan memungkinkan pelancong meninggalkan negara tersebut tanpa paspor dan hanya menggunakan data biometrik.
“Singapura akan menjadi salah satu dari sedikit negara pertama di dunia yang memperkenalkan imigrasi bebas paspor,” Menteri Penerangan Josephine Teo mengumumkan dalam sidang parlemen pada Senin, 18 September. Tahun 2023, banyak perubahan UU Keimigrasian yang disahkan.
Mengutip CNN, Kamis 21 September 2023, teknologi biometrik dan perangkat lunak pengenalan wajah digunakan di beberapa bagian Bandara Changi, yakni jalur otomatis dan pos pemeriksaan imigrasi. Namun perubahan yang akan datang akan mengurangi kebutuhan wisatawan untuk selalu menunjukkan dokumen perjalanannya di bandara.
“Sistem ini juga memungkinkan pemrosesan yang fleksibel dan mudah,” kata Teo.
Biometrik akan digunakan untuk membuat ‘identitas tunggal’ yang akan digunakan di beberapa titik kontak otomatis, mulai dari penyerahan bagasi hingga izin imigrasi dan check-in. Ini akan menghilangkan kebutuhan akan dokumen perjalanan fisik seperti paspor dan paspor.
“Namun paspor masih diwajibkan di banyak negara selain Singapura yang tidak memberikan akses bebas paspor,” tegas Teo.
Bandara Changi Singapura dinilai sebagai bandara terbaik di dunia dan salah satu bandara terbesar. Bandara ini melayani lebih dari 100 maskapai penerbangan yang terbang ke 400 kota dan 100 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Bandara Changi menangani 5,12 juta pergerakan penumpang pada Juni 2023. Angka tersebut untuk pertama kalinya melampaui 5 juta sejak Januari 2020, saat pandemi Covid-19 melanda.
Bandara ini merupakan sebuah tempat tersendiri dan saat ini memiliki empat terminal. Situs ini akan diperluas, ditambah seperlimanya untuk memenuhi jumlah wisatawan yang terus bertambah.
Bandara Changi memperkirakan jumlah penumpang akan kembali ke tingkat sebelum pandemi dan menyatakan harapan bahwa sistem biometrik yang akan datang akan membantu menyederhanakan perjalanan penumpang.
“Sistem imigrasi kami dapat menangani jumlah penumpang yang tinggi dan terus bertambah ini secara efektif dan memberikan pengalaman izin yang baik, sekaligus memastikan keselamatan kami,” kata Teo.
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus PPI Bandara Soekarno-Hatta mencoba mengadaptasi Autogate di Terminal 3 Autogate yang merupakan gerbang elektronik bagi WNI dan sebagian WNA pada saat check out dan memasuki wilayah Indonesia.
Dalam proses ini, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta bekerja sama dengan banyak pemangku kepentingan untuk meningkatkan efisiensi otomatisasi. Dalam uji coba dua minggu, 44.536 orang lolos.
Autogate tersebut awalnya beroperasi pada tahun 2018, namun karena adanya pandemi Covid-19, maka autogate tersebut ditiadakan pada tahun 2020, kata Direktur Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Khusus TPI Soekarno-Hatta, Habiburrahman, Kamis. , 19 Januari 2023.
Autogate telah ditangguhkan karena perannya dalam memakai masker selama pandemi Covid-19, karena sistem perlu mengenali wajah dan mencocokkan sidik jari. Hal ini berdasarkan UUD dan UU Hak Asasi Manusia No. 44 Tahun 2015 tentang tata cara pemeriksaan masuk dan keluar wilayah Indonesia di tempat pemeriksaan imigrasi.
“Saat ini Autogate hanya untuk pemegang paspor Indonesia. Penumpang harus scan dulu paspornya, jika disetujui bisa dilanjutkan dengan verifikasi biometrik seperti sidik jari dan face recognition, setelah badan bisa lolos,” jelas Muhammad Tito. Andrianto, Direktur Imigrasi Kelas I. Kontak TPI Soekarno-Hatta, disebutkan dalam saluran Bisnis Scholrev.